Renungan Mingguan 29 Desember 2019

Sabda Tuhan Hari Ini 29 Desember 2019, Matius 2:13‐15.19-23

Doa: Tuhan Yesus, bukalah pintu hatiku. Bersabdalah, ya Tuhan, hamba-Mu mendengarkan.

Setelah orang‐orang majus yang mengunjungi Bayi Yesus di Betlehem pulang, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi. Malaikat itu berkata, “Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu‐Nya! Larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Raja Herodes akan mencari Anak itu untuk dibunuh.” Maka Yusuf pun bangun. Malam itu juga diambilnya Anak itu serta ibu‐Nya, lalu menyingkir ke Mesir, dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan lewat nabi‐Nya, “Dari Mesir Kupanggil Anak‐Ku.”

Setelah Herodes mati, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf di Mesir dalam mimpi. Kata malaikat itu, “Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu‐Nya, dan berangkatlah ke tanah Israel, karena mereka yang hendak membunuh Anak itu sudah mati.” Lalu Yusuf pun bangunlah. Diambilnya Anak itu serta ibu‐Nya, dan pergilah mereka ke tanah Israel. Tetapi setelah mendengar bahwa Arkhelaus menjadi raja di Yudea menggantikan Herodes, ayahnya, Yusuf takut ke sana. Setelah dinasihati dalam mimpi, pergilah Yusuf ke daerah Galilea. Setibanya di sana ia tinggal di sebuah kota yang bernama Nazaret. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi‐nabi, bahwa Ia akan disebut: Orang Nazaret.

Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan

Pada Minggu pertama pasca Natal, kita merayakan pesta Keluarga Kudus Nazaret. Keluarga sederhana, namun hidup bersahaja di mata Allah. Keluarga kecil beranggotakan Yusuf, Maria, dan Kanak‐kanak Yesus ini juga sangat patuh pada adat‐istiadat setempat. Tentu saja keluarga ini juga sangat terbuka dengan sesamanya. Dalam keluarga itulah Yesus dilahirkan, bertumbuh dan berkembang.
Selaku orangtua, Yusuf dan Maria diimani sebagai orangtua yang harmonis, satu, setia, bahu‐membahu dalam mendidik anak dan membina keluarga. Yusuf, seorang yang saleh, benar‐benar menunaikan tanggung jawabnya sebagai ayah dan imam dalam keluarga. Demikian juga Maria yang selalu hormat pada kebijakan suaminya. Keharmonisan dan kesatuan mereka menjadikan kanak‐kanak Yesus semakin bertambah hikmatnya.

Keluarga kudus adalah model bagi keluarga‐keuarga masa kini. Misi, identitas, peran, dan penggilan keluarga zaman sekarang patut mencontoh keluarga Nazaret ini. Berbagai macam tantangan hidup perkawinan dan keluarga selalu dijiwai dan disemangati oleh teladan Yusuf, Maria, dan Yesus. Dengan demikian, pasangan suami‐istri dan anak‐anak tetap bisa menghayati hakikat dan tujuan perkawinan yang Gereja kehendaki.

Ya Bapa, berkatilah dan dampingilah keluarga‐keluarga Kristiani masa kini. Dalam berbagai tantangan yang harus dihadapi, ya Bapa, arahkanlah mereka pada tujuan yang Engkau kehendaki. Amin.

Sumber renungan: Ziarah Batin 2019, OBOR Indonesia

Bernyanyi dan Bersuka Bagi Tuhan, Lomba Menyanyi dan Mewarnai Anak-Anak

Beberapa anak-anak beserta orang tuanya terlihat sedang bercengkrama dan sesekali bercanda, mereka sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti lomba menyanyi dan mewarnai untuk anak-anak yang diadakan seusai perayaan ekaristi Natal Fajar di aula dan gereja.

Untuk lomba menyanyi, kategori usia yang dilombakan yaitu SD Kelas 1-3 dan Kelas 4-6. Dengan lagu wajib pilihan dari ketiga lagu yaitu : Gita Surga Bergema, Gembala Pergilah Cepat-Cepat, dan Holy Night. Serta sebuah lagu bebas bertemakan hari raya Natal.

Sedangkan untuk lomba mewarnai, kategori usia peserta yaitu TK A & B. Gambar disediakan oleh panitia namun masing-masing peserta diwajibkan untuk membawa alat warna sendiri dan peralatan lain yang diperlukan.

Lomba menyanyi dan mewarnai tersebut dimulai bersama-sama sekitar pukul 10.00, lomba menyanyi mengambil tempat di depan gua natal di dalam gereja. Untuk lomba mewarnai dilaksanakan di aula gereja.

Lomba mewarnai diikuti oleh sekitar 15 peserta yang berusia TK A & TK B. Setelah doa bersama, lomba mewarnai dimulai dan terlihat beberapa peserta dengan cekatan menggoreskan warna-warni ke dalam kertas gambar yang telah dibagikan. Senyum dan canda terlihat di wajah para orang tua peserta, sesekali memberikan arahan kepada anaknya agar mewarnai dengan baik.

Tepat 13 anak menjadi peserta lomba menyanyi. Secara bergantian dari peserta pertama hingga terakhir menyanyikan lagu yang sudah mereka pilih. Masing-masing peserta menyanyikan 2 lagu, 1 lagu wajib pilihan dan 1 lagu bebas. Sesekali terdengar pujian dan lontaran semangat dari para orang tua peserta. Berikut ini foto dari para peserta yang tampil.

Tepat pukul 12.00 kedua lomba tersebut berakhir. Namun pemenang dari keduanya belum diputuskan hari ini. Para pemenang akan diumumkan bersamaan dengan beberapa lomba lain dalam rangka hari paroki dan hari raya Natal setelah misa tutup tahun pada tanggal 31 Desember nanti. Selamat menanti ! 😉

 

Download Foto-Foto Disini (KLIK)

Misa Kudus Hari Raya Natal Fajar 2019, Hiduplah Sebagai Sahabat Bagi Semua Orang

Feliz Navidad, Feliz Navidad

Feliz Navidad prospero ano y felicidad

Lagu penutup pada misa fajar kali ini bergema sangat lantang. Tuhan Yesus Kristus telah turun ke dunia lebih dari 2000 tahun lalu, namun perayaan hari kelahirannya masih kita rayakan sampai saat ini.

Natal Fajar di tahun 2019 ini terasa sangat spesial, banyak “keajaiban-keajaiban” terjadi di bulan Desember ini. Terlebih lagi dua hari ini umat yang merayakan hari raya Natal bersama-sama dengan kami bisa dibilang lebih banyak jumlahnya dari tahun-tahun yang lalu.

Sekitar satu jam sebelumnya..

Misa Fajar pagi ini dipimpin secara konselebrasi oleh tiga orang romo yaitu Romo Vincentius Suparman Pr, Romo Ambrosius Heri Krismawanto Pr, dan Romo Serafim CSE. Romo Parman membuka misa dengan sapaan kepada umat Paroki Jetis dan umat lain yang berasal dari luar kota Jogja.

Homili pada pagi hari ini dibawakan oleh Romo Serafim CSE. Pada homilinya romo menyampaikan bahwa Tuhan Yesus lahir ke dalam dunia untuk memperbaharui hati kita. Dalam kitab Yesaya (Bacaan 1), Allah ingin mengatakan bahwa sekarang inilah saatnya penyelamatan. Allah ingin memperbaharui kita melalui kelahiran-Nya kembali ke dalam dunia. Ia menyelamatkan kita semua melalui sakramen baptis, kita dilahirkan kembali dan menerima pembaharuan Roh Kudus.

Ketika kita merayakan ekaristi, sakramen tobat dan sakramen-sakramen lainnya, Roh Kudus menyucikan kita, mengampuni dosa-dosa kita, menyembuhkan luka-luka kita akibat dosa di masa lampau. Roh Kudus mengarahkan kita kepada kehidupan yang kekal, persatuan Allah yang sempurna dalam cinta kasih.

Seorang anak kecil bernama Toyib yang sangat nakal, ia merajuk dan minta orangtuanya yang pas-pasan Macbook Pro. Ia lalu memanjat pohon yang sangat tinggi. Guru agama kemudian dipanggil untuk membuat Toyib turun namun tidak berhasil. Kemudian orangtuanya memanggil seorang pendekar, namun ia pun tidak berhasil.

Orang tua Toyib lalu pergi menemui seorang Pastor. Ia lalu menanyakan perihal masalahnya lalu mengajak doa bersama. Kemudian ia pun mendapat ide. Lalu Pastor menghampiri Toyib yang masih di atas pohon. Kemudian Pastor melakukan gerakan seperti membuat tanda salib dari atas ke bawah kemudian dari kiri ke kanan. Seketika Toyib pun langsung turun dari pohon. Ia juga bertobat dan meminta maaf kepada kedua orang tuanya. Orang tua Toyib bingung, lalu bertanya kepada Pastor. Apa yang Pastor lakukan? Ternyata gerakan membuat tanda salib tadi artinya : Toyib kalau kamu tidak segera turun, saya TEBAS.. Pohonnya !

Dalam bacaan Injil pun kita disadarkan seperti para gembala yang menyambut kelahiran Tuhan Yesus Kristus dan segera mengunjungi Keluarga Kudus Nazaret. Allah menjadi pusat perhatian, prioritas dan hidup kita. Tuhan Yesus menjadi pusat tujuan kita.

Sesaat sebelum misa selesai Romo Parman mengajak anak-anak untuk berkumpul di depan altar dan mengucapkan Selamat Natal kepada seluruh umat. Selanjutnya setelah perayaan ekaristi selesai, acara dilanjutkan dengan pembagian bingkisan kepada anak-anak. Romo Heri berperan menjadi Santa Claus yang membagikan bingkisan.

Tidak selesai sampai di situ, seusai perayaan ekaristi Natal Fajar diadakan lomba menyanyi dan mewarnai untuk anak-anak di aula dan gereja. Baca berita lengkapnya disini : https://staging2.christina.my.id/bernyanyi-dan-bersuka-bagi-tuhan-lomba-menyanyi-dan-mewarnai-anak-anak/

Selamat NATAL ! 🙂

 

Download Foto-Foto Disini (KLIK)

Misa Vigili Natal, Hari Raya Natal 2019

Tahukah Anda bahwa untuk merayakan Natal, di jaman dahulu Liturgi Romawi memberikan pilihan empat nama Misa? Pada tanggal 24 Desember umumnya dilaksanakan Misa Vigili Natal (Misa Sore Menjelang Hari Raya Natal). Kemudian sesudah Misa Vigili ada lagi tiga Misa Natal dengan sebutan khas yaitu : Misa Malam (in nocte), Misa Fajar (in aurora), dan Misa Siang (in die). Ketiga misa tersebut merupakan warisan kuno tradisi Liturgi Romawi. Sedangkan Misa Vigili Natal konon merupakan buah pembaharuan liturgi pasca Konsili Vatikan II.

Kekhasan dari Misa Malam terasa terutama dari pemilihan waktu pelaksanaannya yaitu pada tengah malam, transisi menuju tanggal 25 Desember. Seperti jaman dahulu saat menjelang kelahiran Yesus, para gembala berjaga ketika semua orang tidur. Kita pun saat ini berhimpun di gereja untuk merayakan kelahiran Yesus pada waktu-waktu kita biasanya sudah dibuai mimpi. Kekhasan ini kemungkinan besar tidak akan kita rasakan jika misa diadakan pada sore hari hingga malam yang masih riuh. Unsur spesial lain adalah Kalenda atau Maklumat Natal yang menggantikan doa “Saya mengaku” dan “Kyrie”. Kalenda ditampilkan untuk mengingatkan sejarah kelahiran Yesus, bahwa Dia memang sungguh hadir sebagai manusia pada masa penjajahan Romawi di bawah Kaisar Agustus.

Sore hari ini gereja St. Albertus Agung – Jetis terlihat cukup padat. Umat yang ingin merayakan misa di paroki kami terlihat sangat banyak jumlahnya. Sekitar dua kali lipat dari jumlah umat biasanya. Dapat dimaklumi karena momentum menjelang perayaan Natal 2019 ini dihadiri tidak hanya umat Paroki Jetis namun juga umat yang berasal dari luar kota dan kebetulan sedang liburan ataupun mengunjungi keluarganya di kota Yogyakarta kita tercinta.

Sepanjang jalan masuk gereja kami di sebelah kanan dan kiri terlihat dihiasi oleh pohon natal karya 20 lingkungan Paroki Jetis. Tidak sedikit umat yang tergoda untuk berfoto dengan pohon-pohon natal yang terbuat dari sekitar 90% barang bekas tersebut.

Baca Juga : https://staging2.christina.my.id/barang-bekas-bukan-berarti-tidak-berkelas-lomba-pohon-natal-lingkungan/

Memasuki pukul 17.00 tepat, ibadat para liturgi dimulai disusul dengan maklumat kelahiran Tuhan Yesus Kristus. Misa Vigili Natal pada sore hari ini dipimpin oleh Romo Ambrosius Heri Krismawanto Pr. dan dihadiri oleh sekitar 1500 umat. Setelah maklumat kelahiran Yesus Kristus selesai dibacakan, para petugas liturgi, romo dan perwakilan umat bersama-sama menuju gua natal dimana bayi kanak-kanak Yesus terbaring di palungan. Romo dan para petugas
liturgi serta perwakilan umat tadi kemudian berdoa sesaat di depan gua natal, setelahnya gua natal tersebut diberkati dengan air suci oleh romo.

Kemudian setelah pembacaan Injil, dalam homilinya Romo Heri menyampaikan bahwa Allah Bapa percaya kepada manusia setiap saat sehingga mengutus Putra-Nya yang tunggal lahir di dunia dalam rupa bayi yang lemah. Kita dipercaya untuk menerima Tuhan Yesus bayi kecil yang lahir di Betlehem, pun juga kita dipercaya oleh Allah untuk membawa terang dalam kegelapan.

Selaras dengan tema Natal pada tahun ini, Hiduplah Sebagai Sahabat Bagi Semua Orang (Yoh 15:14-15). Cerita mengenai Romo Heri yang di tengah malam harus memberikan minyak suci namun ternyata sesampainya di rumah sakit sudah ada romo lain yang lebih dahulu datang ingin memberikan ilustrasi bahwa hidup bersama itu lebih membahagiakan.

Bunda Theresa pernah berkata begini : “Kesedihan paling besar di dunia ini adalah kesepian.” Maka tema natal pada tahun ini mengajak kita untuk hidup bahagia dalam persaudaraan. Seperti yang Romo Mangun juga sampaikan dalam semangat 3B yaitu beriman, berbagi dan bersaudara sehingga dapat sampai ke B yang ke-4 yaitu bahagia.

Sesudah homili perayaan ekaristi kudus kemudian dilanjutkan hingga selesai, dan sebelum diberikan berkat perutusan perwakilan dari panitia hari raya natal 2019 memberikan beberapa kata sambutan di mimbar. Misa kudus malam natal pertama selesai sekitar pukul 19.00 WIB untuk kemudian selanjutnya dilanjutkan dengan misa malam natal kedua pukul 20.00 WIB.

 

Download Foto-Foto Disini (KLIK)

Barang Bekas Bukan Berarti Tidak Berkelas, Lomba Pohon Natal Lingkungan

Dalam rangka menyambut datangnya hari raya Natal yang sudah sangat dekat, serta sebagai lanjutan peringatan dari Hari Paroki yang baru saja diperingati oleh Paroki kami St. Albertus Agung – Jetis, di paroki kami diadakan lomba membuat pohon natal dari barang-barang bekas.

 

Setiap lingkungan yang berada dalam lingkup paroki kami diwajibkan untuk membuat satu pohon natal. Meskipun ide kreasi bebas namun panitia hari Natal mensyaratkan beberapa ketentuan sebagai dasar penilaian.

 

Pembuatan pohon natal dari barang bekas ini berlangsung selama kurang lebih 30 hari. Jadi masing-masing lingkungan bisa menuangkan ide sebanyak-banyaknya.

Total di paroki kami berjumlah 20 lingkungan. Dengan segala jerih payah dan kerja keras tiap lingkungan kami persembahkan hasil karya kami :

1 – St. Yohanes Bangunrejo
2 – Jogoyudan Lor
3 – St. Alfonsus Jatimulyo
4 – Gowongan
5 – St. Andreas Blunyahrejo
6 – Cokrokusuman
7 – St. Yusuf Karangwaru
8 – Kricak
9 – Poncowinatan
10 – St. Rafael Penumping
11 – St. Ignatius Penumping
12 – Mater Dei Karangwaru
13 – Cokrodiningratan
14 – Bangirejo
15 – Jogoyudan Kidul
16 – St. Paulus Jatimulyo
17 – Jetisharjo
18 – Bumijo
19a – St. Thomas Jatimulyo
19b – St. Thomas Jatimulyo

 

Download Foto-Foto Disini (KLIK)

 

 

Renungan Mingguan 22 Desember 2019

Sabda Tuhan Hari Ini 22 Desember 2019, Matius 1:18‐24

Doa: Tuhan Yesus, bukalah pintu hatiku. Bersabdalah, ya Tuhan, hamba-Mu mendengarkan.

Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu Yesus, bertunangan dengan Yusuf, ternyata Maria mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. Karena Yusuf, suaminya, seorang yang tulus hati, dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam‐diam.

Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi, dan berkata, “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Maria akan melahirkan anak laki‐laki, dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat‐Nya dari dosa mereka. Hal itu terjadi supaya genaplah yang firman Tuhan yang disampaikan oleh nabi: Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki‐laki, dan mereka akan menamai Dia Imanuel, yang berarti: Allah menyertai kita.”

Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat  seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya.
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan

Akhirnya kita sampai di penghujung masa Adven. Empat lilin dalam lingkaran Adven pun kita nyalakan semua. Sebuah gambaran bahwa dunia ini sudah temaram dengan cahaya. Tidak ada lagi sisi‐sisi atau sudut‐sudut yang gelap. Sang terang secara perlahan, namun meyakinkan mampu mengalahkan kegelapan.

Demikianlah halnya dengan misteri keselamatan Allah. Dengan amat meyakinkan Sang Terang, yakni Yesus Kristus itu akan datang. Perawan Maria menjadi perantara kedatangan‐Nya di dunia. Melalui Yesus Kristus inilah kegelapan dosa umat manusia akan dihalau. Kerahiman‐Nya menghapuskan dosa‐dosa dunia.
Nah, masihkah asa kita akan kedatangan Sang Terang itu tetap terjaga? Sejauh manakah tekad untuk mencintai Tuhan dan sesama bisa tetap terwujud? Makin besarkah kesadaran akan dosa kita sehingga makin meningkatkan upaya menyucikan diri?

Jika jawabannya adalah ”iya” bahkan trend‐nya semakin membaik, maka hal itu menjadi petunjuk bahwa Sang Terang itu selalu dihadirkan dalam diri kita. Kita tidak membiarkan ada sisi‐sisi atau sudut‐sudut kehidupan kita yang gelap. Kehadiran Tuhan selalu menjadi prioritas.

Ya Bapa, jaga dan peliharalah harapanku akan penebusan‐Mu. Jangan biarkan aku jatuh dan jatuh lagi dalam kesalahan dan dosa karena Engkaulah Emanuel, Allah yang selalu menyertaiku. Amin.

Sumber renungan: Ziarah Batin 2019, OBOR Indonesia

Meneladan Bunda Maria, Menjadi Saluran Berkat Bagi Sesama

Rekoleksi memperingati pesta nama Lingkungan St. Maria Immaculata Kricak

Minggu, 15 Desember 2019 umat lingkungan Santa Maria Immaculata Kricak melaksanakan rekoleksi dalam rangka mensyukuri pesta nama lingkungan. Dengan mengambil tema “Meneladan Bunda Maria, menjadi saluran berkat bagi sesama”, sekitar 45 orang umat yang terdiri dari PIA, PIR, OMK dan orang tua mengikuti rekoleksi yang dilaksanakan pagi hingga siang hari tersebut.

Tanggal 8 Desember Gereja memperingati Hari Raya Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda, dan pada tahun ini lingkungan menyelenggarakan rekoleksi pada tanggal 15 Desember 2019 bertempat di Aula Paroki Somohitan. Mengambil lokasi yang tenang dan jauh dari kota, umat diajak untuk kembali bersyukur dan mengambil buah-buah kasih dalam meneladan Bunda Maria.

Pada pukul 07.00 wib, umat berkumpul untuk berangkat bersama menggunakan bus. Setibanya disana kira-kira pukul 08.15 wib umat menikmati snack dan berkeliling gereja. Kegiatan dimulai pada pukul 08.45, OMK yang memandu acara pada hari itu, mengawali kegiatan dengan mengajak umat untuk bergerak dan bernyanyi bersama agar semangat kekeluargaan dan keceriaan muncul.

Selanjutnya Ibu E. Dian Tejowati selaku Ketua Lingkungan St. Maria Immaculata Kricak menyampaikan sambutannya, sekaligus ucapan terima kasih atas partisipasi seluruh umat, baik yang hadir maupun yang belum dapat hadir karena bersamaan dengan acara lain. Tak lupa juga kepada segenap donatur yang membantu terselenggaranya acara ini. Ibu Dian juga mengungkapkan harapannya, agar kekeluargaan dan guyub lingkungan tetap terpelihara dan semakin kuat.

Rekoleksi didampingi oleh Fr. Tian, Fr. Noven, Fr. Avel dan Fr. Handri dari CSsR, Wisma Sang Penebus, Gemawang, Paroki St.Alfonsus Nandan. Para Frater membantu umat untuk lebih mengenal Bunda Maria, yang oleh Gereja ditempatka untuk mendapatkan penghormatan yang khusus dan tinggi, karena Bunda Maria adalah bunda Yesus Kristus yang sungguh Allah dan Manusia, dan dipilih Allah untuk menjadi Bunda Tuhan. Meneladan Bunda Maria dalam kehidupan sehari-hari dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan mewujudkan cinta dalam keluarga; bersyukur dalam kondisi yang kita lalui; mau mengampuni dan bertobat; serta membangun iman melalui doa dan perbuatan.

Setelah menyampaikan materi dan penyegaran rohani, umat diajak untuk membaca perikop Lukas 1 : 26 – 38 tentang Kelahiran Yesus. Setelah itu, umat diajak untuk merenungkan dan memilih ayat/kata/frase/kalimat dalam perikop yang  berkesan dan membagikan pengalaman hidupnya. Dengan saling berbagi cerita dan pengalaman kehidupan konkrit, tidak hanya menjadikannya sebagai sebuah kekayaan iman pribadi akan tetapi juga mendorong, menyatukan dan menguatkan iman antar umat di lingkungan.

Sebelum acara ditutup, Romo Rafael Tri Wijayanto, Pr selaku Romo Paroki Somohitan, menyambut umat yang datang dan berbagi sedikit cerita mengenai Paroki Somohitan. Tak lupa Romo Tri, begitu beliau akrab dipanggil, memberikan harapan dan berkat penutupnya bagi umat lingkungan agar senantiasa guyub rukun dan setia dalam hidup beriman.

Bulan Desember adalah bulan penuh kasih dan kegembiraan, setelah kegiatan rekoleksi ini, masih ada banyak agenda di lingkungan dan paroki. Semoga kita semua senantiasa diberi rahmat kesehatan dan kebahagiaan agar dapat kita teruskan dan bagikan kepada semakin banyak orang, baik keluarga, lingkungan dan gereja!

Panduan Pertemuan 4 ADVEN 2019 – “Kamu Telah Dipanggil Menjadi Milik Kristus”

Tujuan
Umat semakin sadar menjadi promotor utama Gereja yang hadir di tengah-tengah masyarakat, berdialog dengan semua golongan, semakin berani bermisi keluar dengan iman yang mendalam dalam bentuk gerakan-gerakan konkret, baik sebagai pribadi maupun komunitas atau paguyuban.

Pra Wacana Pertemuan
Kita telah dipanggil oleh Allah untuk menunaikan tugas perutusan untuk ikut menata kehidupan bersama dalam masyarakat seturut kehendak Allah dengan dijiwai semangat Injil. Semua warga paguyuban tentunya mempunyai pengalaman yang beragam sebagai pribadi yang dipanggil menjadi milik Kristus melaksanakan tugas perutusan yang diembannya di tengah-tengah situasi masyarakat yang kompleks dan majemuk dengan tantangan yang ada.

Dekrit tentang Kerasulan Awam (Apostolicam Actuositatem) artikel 2 Konsili Vatikan II menegaskan, “menyebarluaskan kerajaan Kristus di mana-mana demi kemuliaan Allah Bapa, dan dengan demikian mengikut-sertakan semua orang dalam penebusan yang membawa keselamatan, dan supaya melalui mereka seluruh dunia sungguh-sungguh diarahkan kepada Kristus. Semua kegiatan Tubuh Mistik, yang mengarah kepada tujuan itu, disebut kerasulan. Kerasulan itu dilaksanakan oleh Gereja melalui semua anggotanya, dengan pelbagai cara.” (AA. 2). Ungkapan ini menjelaskan dan meneguhkan kita, bahwa sesungguhnya tantangan kerasulan awam dewasa ini bukanlah ketakutan terhadap isu kristenisasi, pengucilan diri dari masyarakat melainkan kurangnya kesadaran dan definisi diri sebagai pribadi yang telah dipanggil menjadi milik Kristus. Maka, dalam konteks Masa Adven ini, umat diajak menyadari dengan menyongsong kehadiran Juru Selamat dalam keteguhan dan kesabaran, walaupun tantangan semakin sulit. Menjadi komunitas atau paguyuban yang mampu berdaya ubah, tidaklah mudah, apalagi bagi kepentingan masyarakat sekitar.

Langkah Proses Pertemuan

A.Pembuka
1.Nyanyian Pembuka
Pemandu dapat mengajak peserta membuka dengan lagu-lagu yang memberikan kesadaran menjadi promotor utama Gereja yang hadir di tengah-tengah masyarakat.

2.Doa Pembuka
Doa ini hanya salah satu alternatif, pemandu dapat menyesuaikannya dengan situasi umat.

Bapa Maharahim, Allah yang menyertai peziarahan kami, Engkau mengaruniakan masa Adven kepada kami untuk mempersiapkan diri menyambut kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kami di tengah dunia. Semoga kami dapat menggunakan kesempatan ini, untuk menyadari identitas diri kami sebagai pribadi yang telah Engkau panggil dalam nama Yesus Kristus, Putra-Mu. Kami mohon penyertaan dan berkat-Mu agar dalam pertemuan ini kami bisa menemukan butir-butir yang mendorong dan meneguhkan kami untuk hadir, srawung dan terlibat di tengah masyarakat serta menjadi promotor utama Gereja yang mampu berdialog dengan semua golongan dan lapisan masyarakat melalui gerakan-gerakan konkret, baik sebagai pribadi maupun komunitas atau paguyuban masyarakat demi Indonesia yang lebih baik. Doa ini kami panjatkan, dalam Tuhan kami Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan bertahta bersama Engkau dalam persekutuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

3.Penyalaan lilin Korona
Setelah doa pembuka, pemandu mengajak umat untuk melanjutkan dengan Penyalaan Lilin Korona Adven yang keempat.

P:Tuhan, terangilah umat-Mu dengan cahaya kasih-Mu.

U:Agar kami semua dapat menjadi cahaya bagi sesama.

P:Ya Bapa, berbelaskasihlah kepada kami, para hamba-Mu yang merindukan Putera-Mu, cahaya kehidupan sejati. Nyalakanlah harapan kami yang gelap ini akan kehadiran Putera-Mu yang menjadi penerang bagi hidup kami. Bagaikan nyala lilin yang semakin terang, demikianlah kami mohon agar hidup kami semakin diterangi oleh kehadiran Kristus. Semoga kami semua mampu menjadi pribadi-pribadi yang guyub-rukun serta memiliki daya ubah untuk menyalakan sukacita bagi sesama dalam kesaksian hidup kami setiap hari. Demi Kristus, Tuhan dan Juruselamat kami, sepanjang segala masa.

U:Amin

4.Pengantar Pertemuan
Pemandu dapat mengantar pertemuan dengan memberikan beberapa catatan sebagai berikut:

Pemandu diusahakan membuat dialog singkat untuk meneguhkan pesan dalam pertemuan adven ketiga.

Dalam pertemuan Adven keempat ini, setelah bersama-sama kita mengevaluasi diri dan komunitas kita, sejuh mana daya ubah kita bagi diri dan masyarakat. Kita diajak menghubungan makna Adven dengan konteks Arah Dasar dan Fokus Pastoral KAS yaitu menjadi Gereja yang transformatif (berdaya ubah). Sekarang dalam pertemuan keempat ini, kita diajak untuk menjadi promotor utama memajukan pemahaman dan semangat bermisi di tengah masyarakat. Gereja KAS harus hadir di tengah bangsa Indonesia, berdialog dengan semua golongan dan lapisan masyarakat, dan hadir dalam gerak afirmatif melalui aksi sosial yang nyata untuk menjadi Gereja yang semakin mendalam dan misioner.

B.Inspirasi
1.Cerita Pengalaman
Pemandu dapat mengawali refleksi dengan membaca cerita pengalaman sebagai berikut:

Nek Mboten Panjenengan, Terus Sinten, Pak?

Saya seorang Katolik yang tinggal di Paroki desa yang mayoritas daerahnya beragama Islam. Pekerjaan saya adalah guru di Sekolah Dasar dan tani selepas pulang dari sekolah.

Saya menyadari, panggilan sebagai orang Katolik tidak sekadar aktif untuk lingkungan gereja semata. Kadang, bahkan, setiap saat dibutuhkan bagi lingkungan di luar gereja.

Saya merasa kekuatan baptisan saya menghantar saya untuk mewujudkan kepedulian yang lebih luas, menegaskansikapdanmenguatkanmenghadapitantangan. Semua mengalir begitu saja, dan memang rencana Allah itu indah, semua akan terjadi pada waktunya.

Saya merasa, sebagai penggiat desa dianggap “hangabehi”. Cara bicara dan tingkah saya menjadi sorotan orang lain. Anggapan dari masyarakat itulah, yang menjadikan diri saya merasa terpanggil dan juga menyelaraskan senantiasa untuk mewujud nyatakan panggilan itu: aktif bagi gereja maupun masyarakat sekitar.

Menurut pengalaman saya, masyarakat sangat percaya dan menghargai saya. Tak heran, mereka (terutama warga tingkat RT dan RW) selalu melibatkan saya dalam perkumpulan ataupun paguyuban. “Nek mboten panjenengan terus sinten Mas,” ungkap warga kepada saya.

Atas permintaan warga, saya pun menjadi menjadi pengurus keuangan (bendahara) tingkat RT dan RW. Saya juga diberi amanah untuk menjabat sebagai ketua paguyuban kelompok tani. Sebetulnya, saya pernah berkelit untuk memangku jabatan itu dengan alasan kesibukan saya sebagai guru. Mereka pun tetap menginginkan saya. “Sik penting jenengan dados ketua mangke nek wonten acara/undangan kagem kelompok tani saget pun wakilaken,” sanggah mereka. Saya menerima kepercayaan yang diberikan kepada saya secara bertanggung jawab.

Undangan untuk terlibat dalam karya kemasyarakatan tidak membebani diri saya. Hal lain, saya justru dapat merasakan diterima dan diperhatikan untuk srawung. Dalam wadah paguyuban masyarakat yang beragam ini, saya semakin ditempa untuk berkembang sebagai seorang seorang Katolik yang bertanggungjawab.

2.Pendalaman Bersama
Pemandu dapat mengajak umat berefleksi mendalami cerita sebagai berikut:

  • Berdasarkan kisah yang ada, Bagaimana tanggapan Anda, mengenai maksud menjadi pribadi yang menghayati panggilan sebagai milik Kristus?
  • Teladan apa yang dapat kita kembangkan sebagai umat Katolik dan sekaligus warga masyarakat dalam konteks sekarang ini?

C.Refleksi Kateketis dan Simpul Pertemuan
Pemandu dapat mengajak umat memperkaya dan meneguhkan refleksi pengalaman hidup dengan melihat kembali Renungan bacaan masa Adven Pertama.

1.Kutipan Kitab Suci
Pemandu mengajak umat menyimak bacaan Kitab Suci Roma 1:1-7

Dari Paulus, hamba Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah. Injil itu telah dijanjikan-Nya sebelumnya dengan perantaraan nabi-nabi-Nya dalam kitab-kitab suci, tentang Anak-Nya, yang menurut daging diperanakkan dari keturunan Daud, dan menurut Roh kekudusan dinyatakan oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa, Yesus Kristus Tuhan kita. Dengan perantaraan-Nya kami menerima kasih karunia dan jabatan rasul untuk menuntun semua bangsa, supaya mereka percaya dan taat kepada nama-Nya. Kamu juga termasuk di antara mereka, kamu yang telah dipanggil menjadi milik Kristus. Kepada kamu sekalian yang tinggal di Roma, yang dikasihi Allah, yang dipanggil dan dijadikan orang-orang kudus: Kasih karunia menyertai kamu dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus.

2.Renungan dan Simpul
Pendamping dapat menyampaikan point-point reflektif untuk memperkaya/melengkapi pertemuan.

  • Bacaan Roma 1:1-7, mengajak kita pada seruan Paulus bahwa “kamu yang telah dipanggil menjadi milik Kristus”. Bagi kita yang percaya kepada Yesus Kristus mutlak menjadi “milik Kristus”. Sebab kita telah diselamatkan oleh Allah yang ditebus dengan harga yang mahal, yaitu melalui darah-Nya.
  • Dalam pertemuan Adven pertama, kita disadarkan pada situasi untuk bangun dari “keterkungkungan” menjalin relasi, kontak dan berkumpul dengan orang-orang yang seiman semata. Kita lebih merasa nyaman. Kita cenderung menghindar atau berjumpa dengan sesama yang berbeda iman, suku dan daerah dengan kita. Barangkali kita enggan srawung karena kita merasa sendirian, minority syndrome, atau malah malas. Namun demikian, sejatinya, ketika kita terlibat dengan situasi beragam, kita semakin mendapat kekayaan wawasan, pandangan, pengetahuan dan pengalaman. Kita juga akan terlatih untuk mengolah diri kita sebagai pribadi yang toleran, dewasa dan menghargai perbedaan.
  • Kaum awam Katolik dewasa ini perlu semakin menyadari panggilannya untuk menggarami dunia dalam segala aspek. Konsili Vatikan II dengan tegas dan jelas telah memberikan keluhuran, panggilan, tugas perutusan, dan martabat kaum awam dalam dekrit Kerasulan Awam (Apostolicam Actuositatem).
  • Selaras dengan semangat konsili Vatikan II dalam pembaruan kehidupan Gereja dan dunia, kita diundang untuk merefleksikan pengalaman kita sebagai orang beriman Katolik dan sekaligus sebagai bagian dalam kehidupan di masyarakat.
  • Panggilan kita sebagai milik Kristus menuntut konsekuensi untuk terlibat dalam karya Gereja dan Masyarakat. Keterlibatan dalam karya Gereja menjadi medan pengayaan dan peneguhan iman. Keterlibatan dalam karya masyarakat menjadi medan perjumpaan untuk pewartaan diri sebagai milik Kristus.

D.Penegasan Bersama dan Penutup
Pemandu mengajak pribadi, keluarga atau lingkungan untuk membuat niat dan aksi-aksi nyata yang bisa dilaksanakan secara konkret oleh pribadi atau lingkungan!

1.Pengendapan
Pemandu mengajak umat membuat pengendapan dengan hening sejenak dalam batin selama kurang lebih 5-10 menit.

Ajakan untuk meresapkan secara batin pribadi: Mari kita bertanya kepada diri kita sendiri, sejauhmana kita benar-benar “Milik Kristus”?

Sudahkah kita belajar dan terus berproses untuk menjadi pribadi yang transformatif (memiliki daya ubah)? Dalam hal apa?

Ajakan untuk berdoa:

Berdoalah agar Roh Kudus membantu kita dalam masa Adven ini, untuk terpanggil menjadi “milik Kristus”. Kita harus semakin berani bermisi keluar, agar nantinya siap senantiasa hadir dan mempunyai daya ubah di masyarakat. Berdoalah agar rahmat perutusan yang berdaya ubah terwujud dalam kehidupan kita.

Kita satukan dalam doa yang diajarkan Kristus sendiri yakni doa “Bapa Kami”.

2.Doa Penutup
Allah Bapa Mahakuasa, kami sedang bersiap untuk menyambut kelahiran Putra-Mu terkasih, Tuhan kami Yesus Kristus. Maka kami mohon, semoga kami senantiasa diterima sebagai murid Kristus, Putra-Mu. Kami juga mohon, agar Roh KudusMu turun menerangi dan menuntun agar kami semakin menghayati sebagai “Milik Kristus” dalam hidup keseharian kami. Doa ini kami panjatkan, dalam Tuhan kami Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan bertahta bersama Engkau dalam persekutuan dengan Roh Kudus, sekarang dan sepanjang segala masa. Amin.

3.Nyanyian Penutup
Pemandu dapat mengajak peserta menutup pertemuan dengan lagu-lagu yang memberikan semangat terbuka bagi masyarakat sekitarnya.

 

Download Panduan Adven 2019

 

Mencintai Tuhan Lewat Bunga

Siang itu aula gereja tak hanya ramai oleh ibu-ibu dan pemudi, akan tetapi juga nampak indah dan semarak dengan bunga-bunga yang tersedia dalam rangka Pelatihan Tata Bunga yang diselenggarakan oleh Tim Bunga Paroki, Bidang Liturgi, Paroki St. Albertus Agung Jetis, Yogyakarta.

Sabtu, 7 Desember 2019, sekitar 45 umat berkumpul untuk mendapat pelatihan mengenai merangkai bunga. Ibu Yuni selaku Koordinator Tim Bunga dalam kata sambutannya menyampaikan bahwa perayaan ekaristi yang disiapkan dengan baik akan membantu umat mendalami ekaristi.  Begitu pula dengan tata bunga yang baik dan menawan dapat menambah khidmat dan kegembiraan umat.

Dekorasi altar harus dikerjakan sepenuh hati dan semaksimal mungkin. Ibu Yuni menambahkan, merangkai bunga juga merupakan wujud melayani dan mencintai Tuhan yang diwujudkan melalui tata bunga yang indah dan apik. Ibu Prima selaku Koordinator Bidang Liturgi menambahkan, harapan dari kegiatan ini agar nantinya setiap lingkungan memiliki petugas tata bunga lingkungan, dan siap menerima tugas melayani tata bunga altar.

Pelatihan merangkai bunga di pandu oleh Ibu Titik. Peserta pelatihan diberi pengetahuan terlebih dahulu mengenai :

  1. Metode dan cara-cara menggunakan foam yang baik
  2. Jenis-jenis rangkaian bunga
  3. Jenis-jenis pot
  4. Jenis-jenis bunga dan daun
  5. Lokasi penembatan bunga

Mendengar penjelasan yang diterima, peserta nampak tak sabar untuk mempraktikannya. Selanjutnya, peserta dengan asyiknya, memtotong daun dan merangkai bunga yang telah disediakan oleh panitia. Disela-sela keseruan itu, Ibu Titik juga memberikan trik dan tips nya mempercantik rangkaian dengan daun yang dikepang hingga membentuk sebuah bentuk yang unik.

Dengan semangat para peserta berkreasi dengan rangkainnya, nampak hasil rangkaian para peserta sangat indah. Diakhir kegiatan, tim memilih 8 rangkaian untuk diletakkan di dalam gereja dan lokasi doa di dalam paroki.

Katakan cinta dengan bunga! Hayo siapa yang tertarik bergabung menjadi tim tata bunga?!

Renungan Mingguan 15 Desember 2019

Sabda Tuhan Hari Ini 15 Desember 2019, Matius 11:2‐11

Doa: Tuhan Yesus, bukalah pintu hatiku. Bersabdalah, ya Tuhan, hamba-Mu mendengarkan.

Sekali peristiwa Yohanes Pembaptis yang berada di penjara mendengar tentang pekerjaan Kristus.Lalu ia menyuruh murid‐muridnya bertanya kepada Yesus, “Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?” Yesus menjawab mereka, “Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat: Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. Berbahagialah orang yang tidak sangsi dan tidak menolak Aku.” Setelah murid‐murid Yohanes pergi, mulailah Yesus berbicara kepada orang banyak tentang Yohanes, “Untuk apakah kamu pergi ke padang gurun? Melihat buluh yang digoyangkan angin kian ke mari? Atau untuk apakah kamu pergi? Melihat orang yang berpakaian halus? Orang yang berpakaian halus itu tempatnya di istana raja. Jadi untuk apakah kamu pergi? Melihat nabi? Benar, dan Aku berkata kepadamu, bahkan lebih dari pada nabi. Karena tentang dia ada tertulis: Lihatlah, Aku menyuruh utusan‐Ku mendahului Engkau! ia akan mempersiapkan jalan di hadapan‐Mu. Aku berkata kepadamu: Camkanlah, di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis. Namun demikian, yang terkecil dalam Kerajaan Surga lebih besar daripada Yohanes.”

Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan

Tanpa terasa kita sudah ada pada Minggu ketiga masa Adven. Pada hari ini secara simbolik lilin dalam lingkaran Adven pun sudah bernyala tiga. Hal ini memberi gambaran bahwa sudah ada tiga penjuru bumi memancarkan terang. Harapan dunia yang benar‐benar diliputi cahaya sudah sangat mendekati kenyataan. Hal ini terjadi karena terang pertama dan kedua selalu dijaga nyalanya hingga terang berikutnya.

Bacaan‐bacaan hari ini mengingatkan kita akan kesulitan dan kesedihan yang bisa membuat kita lalai menjaga “terang”. Permasalahannya hidup bisa membuat kita menjauh dari Allah. Semakin berat persoalan hidup kita, semakin menggoda kita untuk semakin menjauh dari Allah.

Padahal sesungguhnya Allah tak pernah meninggalkan kita dalam keadaan apa pun. Allah ada dalam berbagai kondisi kita. Allah sendiri yang akan datang untuk menyelamatkan kita.

Nah, siapakah di antara kita yang tidak memiliki kesulitan? Pasti setiap kita memilikinya dalam rupa dan kadar yang berbeda. Akankah problem hidup itu menjadikan kita menjauh dari Allah? Semoga kesulitan hidup ini justru menjadi peluang untuk semakin menyandarkan diri pada kekuasaan‐Nya.

Ya Bapa, terima kasih untuk semua kesulitan hidup yang ada dalam diriku. Mampukanlah aku untuk menjaga harapan akan kekuasaan‐Mu yang menyelamatkan. Amin.

Sumber renungan: Ziarah Batin 2019, OBOR Indonesia

You cannot copy content of this page